Alastuwo – Selasa (19/10/2021) setelah sebelumnya diguyur hujan yang cukup lebat di sebagian wilayah Kecamatan Poncol bagian barat terutama Desa Genilangit dan Kelurahan Alastuwo, warga Kelurahan Alastuwo mulai sekitar pukul 09.00 WIB terpaksa kerja bhakti membersihkan selokan air yang tersumbat sampah sehingga menyebabkan air selokan meluber ke badan jalan raya. Tumpukan sampah plastic terlihat menggunung setelah warga melakukan pembersihan selokan. Menurut warga sekitar tumpukan sampah plastik tersebut berasal dari wilayah atas terutama dari Desa Genilangit dan Kelurahan Alastuwo wilayah atas.
Ditengarai masalah tersebut dikarenakan banyak warga masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat terutama di sungai maupun saluran air maupun tempat-tempat terbuka di sepanjang pinggir jalan raya. Kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah belum sepenuhnya terbangun. Di wilayah Turus Kelurahan Alastuwo maupun di sepanjang jalan raya menuju Kawasan Wisata Genilangit masih dapat kita lihat tumpukan sampah di sembarang tempat, terutama di sungai atau saluran air dan di bawah hutan.
Dalam waktu yang mendesak diperlukan kerja sama dari seluruh stake holder untuk menangani sampah yang sementara ini masih menjadi problem di masyarakat. Diperlukan usaha dan campur tangan yang lebih komprehensif dari semua OPD trekait untuk segera mencarikan solusi minimal sosialisasi tentang pengelolaan sampah. Minimal diberikan arahan dan pemahaman terhadap warga masyarakat agar bisa mengelola sampah melalui 3 R yakni Reduce, Reuse and Recycle dimana masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Pengelolaan sampah dengan teknologi juga harus terus diupayakan.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, yang dimaksud sampah adalah sisa kegiatan seharihari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah ini dihasilkan manusia setiap melakukan aktivitas sehari-hari. Pengelolaan sampah menerapkan paradigma baru yaitu pengelolaan sampah secara holistik dari hulu sampai hilir.
Untuk meminimalisir permasalahan sampah maka harus ada pengelolaan sampah sejak dari sumbernya. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengelolaan sampah perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan serta dapat mengubah perilaku masyarakat.
Kebijaksanaan gerakan memilah sampah dari sumbernya untuk dikelola. Bukan dipindah dan ditumpuk saja. Sampah organik dikelola jadi pupuk, plastik didaur ulang jadi perkakas plastik sementara logam dilebur dan dicetak ulang jadi perkakas yang bermanfaat. Jenis sampah berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi Sampah Organik (Degradable) dan Sampah Anorganik (Undegradable). Pengertian sampah organik adalah sampah yang dapat membusuk dan terurai sehingga bisa diolah menjadi kompos. Misalnya, sisa makanan, daun kering, sayuran, dan lain-lain. Sedangkan pengertian sampah anorganik adalah sampah yang sulit membusuk dan tidak dapat terurai. Namun, sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat. Misalnya botol plastik, kertas bekas, karton, kaleng bekas, dan lain-lain Dari sekian banyak jenis sampah, yang paling krusial hingga menjadi perhatian utama adalah sampah plastik. Tidak hanya merusak daratan, sampah plastik juga terbawa sampai laut sehingga mengancam ekosistem laut.
Kecenderungan orang menggunakan plastik, jika dilihat dari kacamata sosiologi merupakan sebuah fenomena dimana orang ingin cepat dan praktis. Daripada menggunakan bungkus daun dan sebagainya, bungkus plastik ini dianggap relatif lebih cepat, praktis, murah dan mudah didapat dimana-mana. Untuk itu perlu ada edukasi tentang pentingnya pengetahuan bahaya sampah plastik, dan kesadaran bagaimana menyikapi plastik. Penanganan sampah yang tidak baik akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat di sekitarnya. Sampah berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan, seperti : penyakit diare, tifus, kolera, penyakit jamur dan penyakit cacingan.
Selain berdampak buruk terhadap kesehatan manusia, penanganan sampah yang tidak baik juga mengakibatkan dampak buruk bagi lingkungan. Seringkali sampah yang menumpuk di saluran air mengakibatkan aliran air menjadi tidak lancar dan berpotensi mengakibatkan banjir. Selain itu, sampah cair yang berada di sekitar saluran air akan menimbulkan bau tak sedap. Seperti yang terjadi di Kelurahan Alastuwo beberapa waktu yang lalu.
Mari kita mulai dari sekarang, kebiasaan-kebiasaan baik untuk mengurangi timbunan sampah. Sampah adalah masalah kita bersama. (Ws-Tim)
Ada persoalan mendasar tentang pemahaman masyarakat terkait sampah ini. Utamanya di ranah pendidikan, semua diajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya, lha setelah itu terus bagaimana….tidak dibahas di sekolah. Ini masalahnya. Maka penting adanya perubahan paradigma di semua jenjang pendidikan terkait pendidikan mengenai persampahan ini. Saya warga Kabupaten Tagerang, asli kelahiran Plangkrongan yang pernah sekolah di SMP Sengon Taun
Terima kasih atas masukannya. Saat ini, pihak Kecamatan Poncol bersama instansi terkait terus berupaya untuk menuntaskan permasalahan sampah di area Genilangit dan Alastuwo. Salah satu upaya kecil yakni dengan membuat pagar penutup di area pertigaan Alastuwo yang sering menjadi sarana pembuangan sampah sembarangan warga.
Ada persoalan mendasar tentang pemahaman masyarakat terkait sampah ini. Utamanya di ranah pendidikan, semua diajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya, lha setelah itu terus bagaimana….tidak dibahas di sekolah. Ini masalahnya. Maka penting adanya perubahan paradigma di semua jenjang pendidikan terkait pendidikan mengenai persampahan ini. Jadi tidak hanya di Genilagit atau Alastuwo. Tetapi ya semuanya.
Saya warga Kabupaten Tagerang, asli kelahiran Plangkrongan yang pernah sekolah di SMP Sengon Taun